Senin, 24 Juni 2013

Lean Manufacturing vs TPS


Lean Manufacturing vs TPS

Perusahaan Toyota dikenal sebagai industri manufaktur terbaik dunia dengan Toyota Production System (TPS) yang dimilikinya. Diluar hal itu, ternyata perusahaan Toyota juga dikenal sebagai perusahaan yang menginspirasi munculnya Lean Production (Lean). Sebagian besar dari kita mungkin masih ada yang menganggap bahwa Lean dan TPS adalah dua hal yang identik. Lalu timbul pertanyaan, apakah terdapat perbedaan antara TPS dan Lean? Dan jika jawabannya adalah ada, apa saja perbedaan dari kedua sistem ini?
Seiring berkembangnya Lean, akhirnya muncul beberapa hal yang membedakan Lean dari TPS dalam implementasinya.
1.       Seeking profit
Mengejar profit adalah suatu fokus target utama yang dilakukan perusahaan Toyota secara intens dengan prinsip pemaksimalan profit (price – cost = profit) dan kebutuhan mereka. Oleh karena itu, mereka melakukan pengujian cost reduction sistematik untuk menghitung keuntungan. Pada implementasinya, Lean dapat melakukan penurunan pada pengukuran tersebut dan melakukan tindakan fiksasi dari hal tersebut dengan konsep improvement “flow” atau “pull”. Namun pada akhirnya kemunculan value curve analysis cukup menjanjikan lean improvement untuk mencapai ukuran performansi bottom-line.
2.       Tool orientation
Kecenderungan pada beberapa program untuk hanya menggunakan tool seperti standardisasi kerja, value stream mapping, visual control, dll. untuk menyelesaikan masalah yang ada di luar kendali mereka sendiri. Tools hanyalah sebuah cara lain untuk bekerja di berbagai tipe masalah, tetapi tools tidak dapat menyelesaikan masalah maupun memperlihatkan akar dari suatu masalah dengan sendirinya tanpa tindakan dari Anda. Tools yang dipekerjakan pada Toyota lebih sering digunakan untuk memperjelas suatu masalah dibanding menyelesaikannya. Hal ini terjadi karena adanya limit ataupun blind spot dari tool itu sendiri. Sebagai contoh, Value Stream Mapping memfokuskan pada material dan informasi dari masalah flow tetapi tidak memiliki kekuatan untuk mengatasi masalah seputar Metrics, Man, maupun Methods. Untuk menyelesaikan masalah secara tuntas kita harus melihat dan menganalisis semua waste atau segala masalah yang terkait dengan kualitas, downtime, personnel development, masalah terkait cross training, capacity bottlenecks, atau hal yang berkaitan dengan profit, keamanan, metrics atau moral, dll. Tidak ada tools yang dapat melakukan hal tersebut sekaligus. Untuk memunculkan masalah, Anda membutuhkan tools lain yang mungkin lebih luas cakupannya dan lebih efektif.
3.       Management technique rather than change agents
Hal ini telah menjadi suatu prinsip bagi Toyota sejak awal tahun 1950an ketika mereka memilai untuk membesar-besarkan pengembangan dari skill set production manager dan supervisor dalam mengarahkan natural team work dan tidak memperhatikan bagaimana pengembangan yang terjadi pada level staff. Dalam konteks Lean, hal ini menunjukkan bahwa terjadi implementasi “push” dibandingkan dengan implementasi “pull” dari suatu tim itu sendiri. Pengembangan skill ini tidak terjadi pada level atau area yang mencakup para specialist dari suatu pekerjaan itu sendiri. TPS sendiri menganggap pengembangan skill set untuk para specialist tidak efektif karena jumlah specialist itu sendiri yang sangat banyak jauh melebihi jumlah manager maupun supervisor. Di beberapa perusahaan yang mengaplikasikan Lean, banyak dari mereka yang membalikkan prioritas dari TPS dalam hal ini. Mereka memperbesar upaya pengembangan mereka di tahap para staff specialist dimana tingkatan skill dari para supervisor mereka diharapkan dapat meningkat dengan sendirinya seiring dengan waktu dan pengalaman kerja yang dilakukan oleh mereka mengingat bahwa supervisor memang orang-orang yang terlatih untuk itu.
Lean sendiri telah mengalami perkembangan sejak kemunculannya dari TPS. Secara prinsipal keduanya bisa dibilang sama namun diorganisir dengan cara yang berbeda dan tidak selalu identik. TPS sendiri lebih dari sekedar salah satu set dari Lean tools. TPS dan Lean adalah suatu teknik yang luar biasa dan pendekatan holistik adalah kunci sukses dari implementasi keduanya.

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

1 komentar:

mz kalo pt trans otopards di ubud village , ciledug.
itu tanggung jawab gak ya ?

Posting Komentar